Membaca blog para sastrawan dan buku-buku sastra sangat menarik. Satu hal yang membuat takjub adalah bagaimana seorang pengarang mampu mengungkapkan idenya dengan bahasa imajinatif pun juga kreatif.
TiketLia (TL) bukanlah seorang sastrawan. Tapi dibalik itu, ada rasa penasaran bagaimana setidaknya bahasa yang ditorehkan juga bernilai sastra.
Sejurus kemudian, TL jadi ingat bagaimana dulu ada seorang teman yang mempunyai metode untuk memperkaya kosa katanya. Kalo orang bilang menulis itu bakat, teorama itu terpatahkan dengan kegigihan teman tersebut untuk "memaksa" dirinya menjadi penulis.
Dalam sebuah seminar penulisan, seorang wartawan tempo --wahyu muryadi--sering mengungkapkan bagaimana pimpinan Tempo (Gunawan Muhammad) menyuruh wartawannya untuk membaca novel. Memasukkan bahasa dan gaya novel dalam sebuah tulisan berita itulah yang membuat Tempo punya kekhasannya sendiri.
Back to memperkaya kosa kata, adakah cara untuk menambah jumlah kosa kata di otak kita. Berikut ini adalah cara teman TL yang TL lakukan sendiri saat ini.
Pertama dengan membaca karya sastra, membaca blog bernilai sastra, membaca blog terkenal atau apapun. Pokoknya membaca saja...
Kedua yakni menuliskan kata-kata yang dirasa menarik dalam secarik kertas, lalu mereviewnya kalo ada waktu senggang.
Ketiga memakai kata-kata tersebut dalam tulisan yang dibuat.
Kombinasi antara mengumpulkan kosa kata, lalu mempraktikkan adalah bentuk usaha untuk melatih skill menulis yang dahsyat. Ibarat otot, ia lama-lama akan membesar dan mudah untuk mengangkat beban berat.
(Cara Tiket Lia Memperkaya Kosa Kata)
Cara insipiratif seperti itu juga TL praktekkan sekarang. Kita sendiri berterima kasih pada metode yang TL ketahuui 17 tahun yang lalu. Secara khusus, TL berterima kasih pada teman yang sekarang sudah tiada tersebut.
Harapan catatan-catatan tentang kosa kata tersebut, nantinya tiba-tiba nongol tatkala mau menuliskan sebuah bahasan.
Nah, ada yang tahu cara lain untuk memperkaya kosa kata? Silahkan corat-coret di kolom komentar ya...