Jumat, 05 September 2014

Update Blog Tiap Hari Dikatain Pemalas?


Rasanya seperti tersentil jarum tajam. Barusan baca artikel yang mengungkapkan kecurigaan kalo-kalo blogger yang sering update artikelnya setiap hari dikategorikan sebagai blogger pemalas. Lho kok bisa? Tiap hari menulis dikatakan pemalas?

Asal muasalnya karena menulis blog itu pekerjaan yang serius. Ia bukan main-main atau sekedar bermain kata-kata. Jika blog yang asal-asalan dikeluarkan, Anda sendiri sudah tahu hasilnya  ; pembaca juga akan asal-asalan menganggap blog yang mempublikasikan tulisan tersebut.

Oke, lets talk about it. Poin pertama, menulis blog adalah pekerjaan serius. Ia perlu ketekunan untuk mengetahui apa yang dibutuhkan oleh pembaca saat ini. Apa trend yang sedang terjadi di search enginge macam Google dan Yahoo. Meneliti secara sederhana seperti itu memberi garis-garis besar haluan menulis (GGBHM) dalam blog Anda. Dan bagi pemalas, kegiatan research macam gini dirasa membuang-buang waktu.

Sampai sini sudah paham apa yang saya maksudkan dengan blogger pemalas diatas? Oke, lanjut...


Poin kedua, karena blogging adalah kegiatan yang serius, maka tulisan yang diproduksi oleh seorang blogger harus memenuhi kreteria majalah tempo ; "enak dibaca dan perlu". Kaitannya dengan itu, kalo bahasan yang diutarakan blogger datar-datar saja, atau lebih parah lagi ; hanya copy paste dari tulisan orang lain, maka tamatlah ia. Pembaca secara naluriah akan mencari blog yang enak dibaca, informatif dan satu lagi ; yang memberi sudut pandang berbeda.

Misalkan saja sedang booming kisah Florence yang gara-gara media sosial di gorok kejelekannya ramai-ramai. Kasus booming semacam itu, jika dipandang dari sudut berbeda, akan memberikan pengalaman membaca yang berbeda. Praktiknya seperti ini :

- Gimana Florence kalo seumpama jadi orang Yogja, tulisan sudut pandang orang Yogja yang menyikapi kasus penghinaan Florence.
- Lha kok saya  emosional? Apakah perlu saya gorok itu kebusukan Florence dan saya umbar-umbarkan ke orang lain? Apa bedanya saya sama Florence dong?
-Jika manusia itu hanya berbeda sudut pandang dalam memahami sesuatu, Florence pun juga demikian, coba cari mana ungkapan Florence yang masuk diakal dan bisa jadi renungan.
-Florence ini khan S2, lha kenapa kok bisa berbuat demikian? Pernyataan itu semakin mengukuhkan bahwa gelar kesarjanaan kudu dipertanyakan jika tidak membawa esensi perubahan mental pada diri seseorang.

Sudut pandang yang berbeda ini mungkin terlihat absurd dan berbeda dengan pemahaman "pasar" yang ramai-ramai lagi ngebully habis-habisan. Berani berbeda dipandang dari sudut blogging sangat perlu. Kenapa? Karena mungkin blog Anda adalah satu-satunya yang berdiri memberi penjelasan berbeda dengan orang lain.

Tindakan diatas dalam istilah pemasaran dinamakan sebagai deferensiasi. Kata Mas Jaya Setiabudi : Apa keunggulan produk Anda? Kalo sudah dimiliki produk lain coba gali apa bedanya? Pembeda perlu untuk sebagai ciri khas Anda dari produk lain. Demikian dengan blog sampeyan, coba tanyakan dalam-dalam kepada diri sampeyan sendiri ; blog saya ini bedanya dengan yang lain apa sih?

Tampilannya?
Bahasa penulisannya?
Sudut pandangnya?


Kalo belum nemu, silahkan cari terus. Yakinlah bahwa setiap blog, yang nota bene dibaliknya adalah seorang manusia, juga memiliki perbedaan dan kekhasannya sendiri-sendiri. Tinggal menggali lebih dalam lagi, dimana sebenarnya pembeda utama antara blog sampeyan dengan blog-blog lain yang sudah ada.

Misalkan untuk TiketLia, saya sendiri sudah mencanangkan, bahwa meskipun TiketLia adalah jenis usaha menjual tiket dan perjalanan wisata, tapi saya benar-benar menuliskan aspek lain seperti blogging dalam halaman tersendiri. Bagaimana hasilnya? Biarlah waktu nanti yang membuktikan apakah tindakan saya ini benar atau salah.

SUMUR