Kamis, 04 September 2014

3 Cara Mengukur Passionmu



Sebelumnya saya pasang video Steve Jobs tentang pentingnya passion bagi seseorang. Jika seseorang secara pasti tahu terlebih dahulu, bahwa ia dia akan “jaya” pada bidang “A” misalkan, maka bila terjatuh, gagal, mentok, kalah berkali-kali, aka nada alasan mudah untuk bangkit kembali. Alasan itu adalah : Karena yang bersangkutan benar-benar mencintai apa yang sedang dilakukannya. Untuk yang pengen tahu videonya, bisa dilihat disini yak.

Kalimat yang ane garis bawahi pada bahasan steve job itu adalah : passion. Apa itu passion. Dari browsing dan sedikit research lewat google, ane menemukan beberapa pendapat tentang passion.

“Is the energy that comes from bringing more of YOU into what you do”
“Dilakukan terus menerus gak ngebosenin”
“Panggilan alam bawah sadar.”

Itulah beberapa definisi singkat tentang passion. Dan kadang membahas ini membuat ane sedikit frustasi tatkala menjelaskan passion ke orang lain. Sifatnya yang “abu-abu”, “tidak jelas”, “antara ada dan tiada”. Membahas passion emang seperti membahas matematika. Ia abstrak namun jelas tampak dalam kehidupan sehari-hari. Kalo Anda sedang menilai orang misalkan : “Di kok mudah sekali ya cari kerja,” Atau saat seseorang mengatakan : “Sudah jalannya jadi PNS,” dll adalah bentuk nyata jika jalan kemudahan itu dinilai sebagai passion. Meskipun penilian itu subjketif, tapi masing-masing orang merasakan bahwa ada tujuan utama saat pertama kali menghembuskan nafas hingga nanti mati.  Jika Anda percaya adanaya Tuhan dan Kekuatan besar, tak satupun yang diciptakan untuk kesia-siaan. Apalagi jika itu adalah makhluk semacam manusia.


Penggiat passion mengatakan : setiap manusia memiliki tujuan. Mereka memiliki tujuan sendiri-sendiri. Diciptakan atas asas yang berbeda satu sama lain, untuk memberi mereka pilihan guna menentukan jalan masing-masing agar kehidupan ini dinamis


Semua orang tentu pengen tahu apa sebenarnya tujuan hidupnya di dunia. Kalo Anda penasaran bagaimana cara mengukur bahwa passion dah bener apa tidak, berikut ini beberapa cara yang bisa dipake :

1. Menyelami diri dengan meditasi dan merenung. Bisa banyak macam bentuknya. Jika Anda muslim bisa dengan sholat, disesuiakan saja dengan kepercayaan dan keyakinan masing-masing. Intinya ada waktu khusus dimana seseorang dapat merenung dan melihat dirinya sendiri. Menyelami dalam-dalam setiap kejadian yang hilir mudik dalam perjalanan hidup. Waktu seperti ini akan membuat orang bijak, tenang, dan akhirnya membawa pada pencerahan. 

2. Mengendapkan semua niatan, dan melepaskannya. Dengan melepas, berarti kita sedang menyaksikan campur tangan Alam untuk memilih ; dimana sebenarnya tempat yang paling cocok untuk dirinya. Ciri utama bahwa apa yang dilakukan seseroang itu sudah "cocok", tampak pada "kemudahan-kemudahan" yang ditemui saat orang sedang memperjuangkan apa yang diyakininya sebagai sebuah passion. Kalo ndak begitu, ya tetep cari sampek ketemu. 

3. Ndak pernah capek saat melakukan apa yang di-passion-i. Nah ini juga penting. Kalo sudah cinta, dunia berasa milik bersama; yang lain cuman ngerental doang. Begitulah rasanya. Seseorang yang sudah yakin dengan apa yang dilakukannya, dia begitu menikmati dengan segenap jiwa raga dan mempertangungjawabkannya dengan penuh seksama. Kalo orang-orang bilang "Ane gak kerja gan, ane bermain-main, meskipun tahunan, tapi ane enjoy karena rasanya kayak bermain." Kira-kira begitu. Jika yang Anda lakukan saat ini rasanya belum menyerupai kualitas rasa saat ana bermain, jangan-jangan itu bukan passion dan tujuan penciptaan sampeyan?

Itu aja catatan ane kali ini, moga aja bermanfaat. Yang lagi ngelamun, silahkan komen aja. 

Ciao...