Senin, 08 September 2014

Online Apa Offline Prinsipnya Ternyata Sama



Membandingkan antara bisnis online dengan offline sebenarnya tak jauh berbeda. Dua-duanya sama-sama jualan, sama-sama mutar otak supaya "tokonya" didatangi banyak orang. Ujung dari semua itu adalah memperbesar kesempatan untuk dilirik, ditanyakan, di tawar, dan akhirnya di beli. :)

Dari pengalaman menjual tiket, TiketLia (TL) selama ini menganggap bahwa kuncinya ada di kredibilitas dan jaringan. Kredibilitas mudahnya dapat diukur dari seberapa puas pelanggan yang membeli jasa / produk kita. Kalo Pelanggang puas, kesempatan memperluas jaringan akan terbentuk. Satu orang puas, terbukalah jalan buat menularkan ke orang lain.

Di bisnis online, daya ungkit untuk memperbesar jaringan itu terbuka luas. Adanya facebook, twitter, path, dll menambah "corong" untuk sounding-sounding ke banyak orang. Kalo satu orang mengabarkan review positif tentang produk/jasa Anda dan dia punya sepuluh teman misalkan, lalu sepuluh teman itu punya 10 teman lainnya dan melakukan hal yang sama, itu berarti ada 100 orang yang melihat sebuah berita baik tentang produk/jasa sampeyan. Nah, itu kalo bagus, kalo jelek? ya tinggal di balik aja.

Mempromosikan barang/jasa lewat online itu juga butuh kerja keras lho, bukan hanya tempel sana-sini, promosi sana-sini trus terkenal. Produsen kudu pintar-pintar bagaimana menghimpun suara trus mempengaruhi massa agar "suka rela" memborbardir produk Anda dengan hal yang positif. Jadi marketing online gak sekedar hanya bikin web, ngisi dengan beberapa artikel trus berharap. Berbisnis dengan online juga membutuhkan kerja keras seperti bisnis lain pada umumnya.

Perusahan online mainstream macam amazon, lazada, kaskus, tokobagus, dll pada awalnya hanya sebuah web kecil bukan? Lalu apa yang mereka lakukan sehingga menjadi besar dan menggurita seperti sekarang? Pertanyaan itulah yang sedang kita jawab bersama-sama.


Untuk menjawab itu, TL coba cari informasi ke blog milik Mas Jaya Setiabudi. Dia ini banyak nulis ilmu bisnis yang aplikatif. TL jujur memakai banyak konsep dari Mas J untuk urusan membangun bagaimana membangun sebuah usaha.  Nah,  berikut ini adalah point-point dari ia yang juga bisa kita pake dan praktekkin setiap hari : 

"
Terus bagaimana caranya me-LUAS-kan jaringan online Anda dengan cepat? Jalurnya antara lain:

Tambahkan sebanyak mungkin relasi. Mungkin mereka bukan target pasar Anda, tapi mereka bisa menjadi jalur referral ke orang lain.

Taburlah manfaat dengan berbagi informasi peluang di jalur-jalur diatas.

Silaturahimlah secara berkala, baik melalui wall, forum, komunitas, bukan hanya saat membutuhkan.

Promosikan produk-produk member yang lain dengan ketulusan, bukan sekedar ‘lips service’.

Ikutah kopdar, untuk mempererat hubungan sesama member. Member bukan hanya penjual, tapi dia juga adalah calon pelanggan Anda.

--Jaya Setiabudi--
"



Point pertama : "Jaring Relasi". Berarti kudu banyak teman di facebook, twitter, path, bbm, dan untuk urusan ini juga, TL membuat kartu nama yang di sebar rutin kalo ketemu dengan orang baru.


Point kedua : "Taburlah Manfaat". Nah, sementara blog ini memang dikhususkan untuk menghadirkan artikel-artikel yang bermanfaat. Beberapa postingan awal mungkin gak terlalu "niat", tapi dalam 4 minggu, TL sudah menulis 49 postingan dan semangat untuk menebarkan manfaat melalui blog masih menyala-nyala. Pikiran-pikiran yang ada dalam team TL (yang berjumlah hanya dua orang) adalah bagaimana supaya membuat konten berkualitas. Konten "berkelas dunia" yang layak dijadikan rujukan oleh blogger lainnya.


Point ketiga : "Silaturahmi", nah ini penting sekali untuk menambah relasi dan persahabatan. Ibaratnya nyebar jala ke banyak orang yang bisa jadi potensial untuk usaha tiket. Gampangnya, kalo semua orang butuh tiket buat bepergian, ini berarti TL sendiri membuka kesempatan untuk bersahabat dengan siapapun. Ingat! 1000 teman masih kurang, satu musuh dah banyaknya minta ampun


Point Keempat  : "Promosikan produk dengan tulus" belum dilakukan. Rencananya emang TL mau jemput pasar untuk mengenalkan program-program kita. Kalo dah dilakukan, nanti TL update lagi.


Point Kelima : "Kopdar", nah ini juga belum, komunitas yang kita bentuk belum ada. Tapi kalo ada ya kudu dilakukan untuk menambah ikatan antar pelanggan.


Nah, cukup disini persamaan umum bisnis online dan offline. Kalo sampeyan setuju apa ndak? Coret-coret di kolom komentar ya.


SUMBER