Jumat, 12 September 2014

Mencontoh M Assad Yuk, Dari Qatar Menuju Perusahaan Internasional


Judul diatas panjang sekali sepanjang semangat TiketLia untuk mencontoh M. Assad. Ada yang beluk kenal M. Assad? Kalo belum, Sampeyan bisa browsing siapa dia. Assad adalah orang Indonesia yang melejit lewat buku A Note From Qatar. Menyelesaikan pendidikan S1 di University of Technology Petronas, ia melanjutkan studi S2-nya di Qatar Faculty of Islamic Studies. Hmmm...Kayaknya melihat pendidikannya super ngeri ya...tinggi-tinggi gitu. Oke, langsung aja ke bahasan bagaimana dia memulai bisnisnya.

Let's talk directly tentang passion dia. Dalam wawancara yang dilakukan oleh swa, Assad mengaku bahwa passionnya adalah pengelolaan keuangan. Apapun yang hubungannya sama duit, dia suka. (Siapa yang gak suka? Hahahaha) But, eniwei dia langsung take action dengan mendirikan perusahaan pengelola keuangan bernama Rayyan Capital. Nah, dengan lembaganya itu, dia mendapatkan kepercayaan untuk mengelola dana yang diinvestasikan dalam bidang tertentu.

TL coba korek-korek informasi berdasarkan keterangan dari beberapa sumber internet tentang perjalanan dia membangun bisnis. Siapa tahu ada yang bisa dicontoh atau setidaknya memberi pandangan dan semangat baru dalam mengembangkan usaha Anda saat ini.

Qutote 1 : "Mencari informasi di internet". Siapa yang sering ngaplo di depan internet dan blank riwa-riwi dari facebook ke twitter, trus ke path, trus ke facebook lagi sampek lupa waktu? Kalo iya, kita tiru aja si Assad yang getol mencari informasi terbaru untuk dijadikan sebuah konsep bisnis di Indonesia.


Quote 2 : "Tidak ada model bisnis yang murni dibangun sejak awal". Nah loh, balik lagi ke bahasan awasi-tiru-modifikasi, banyak sekali usaha yang sebelumnya sukses dan tinggal ditiru ulang dengan tambahan bumbu khas Anda sendiri. Dalam wawancaranya di swa, di lagi ngembangkan usaha kedai kopi dan terbaru akan menghimpun dana sekitar $ 20 jt untuk mengembangkan pembangkit listrik tenanga solar di NTT.

Quote 3 : "Berbeda itu penting." Nah, bro Assad ini juga membuat NFQ group, sebuah badan untuk mengembangkan anak-anak muda. Bedanya, NFQ ini memiliki value tidak hanya senang-senang, tapi gabungan antara 3 S (Senang-senang, Silaturahmi, dan Sedekah). Dari biaya trip yang dibayarkan peserta, sebagian disalurkan untuk sedekah. Wonderful. Pertanyaan bagi kita adalah ; Yang membedakan usaha ente dengan yang lain itu apa? Kalo belum, just be different right now.

Ada yang tertantang dengan memulai sebuah usaha ingatlah bahwa membangun Indonesia tak cukup hanya menjadi PNS saja, apalagi PNS sangat menggantungkan dana dari pemerintah, lalu pemerintah dapat dana dari pajak. Trus yang bayar pajak siapa? Ya tentu semua orang yang berada di wilayah Indoensia. Kalo pembayaran pajak lelet karena pendapatan tidak maksimal bagaimaan? Khan jadi lingkaran setan tuh.

Solusinya tak lain adalah "memaksimalkan" sumberdaya yang ada baik sumberdaya manusia dan alam. Kasihan negara kalo emang semuanya jadi PNS. Makanya, so, let's take a leap dengan menjadi pengusaha. Pengusaha kecil tak masalah, toh juga pengusaha besar dimulai dari kecil dulu bukan? BUKAAAAANNN...hehehehe...

Itu saja catatan TL tentang pelajaran dari M. Assad. Semoga menginspirasi.

SUMBER