Senin, 08 September 2014

5 Tips Tokcer & Alasan-Alasan Kenapa Membaca Internet "Harus" Cepat


Satu misteri saja yang membuat TiketLia (TL) bertanya-tanya hingga sekarang ; Kenapa kok kalo ngenet, orang pengennya cepet melulu? Misalnya begini, Anda baca blog dengan sistem scaning. Membacanya dengan cepat yang kadang kala tidak nyantol ke otak karena saking cepetnya. Atau jangan-jangan itu adalah "kodrat" dalam dunia maya sehingga mau-gak-mau siapapun yang berurusan dengannya harus melakukan hal serupa.

TL lebih setuju pendapat kedua yakni tabiat baca cepat adalah mutlak tatkala berurusan dengan blogging. Semakin cepat, padat, singkat, cespleng, semakin bagus. Bertele-tele malah menghilangkan esensi kecepatan yang sudah dari sononya dibiakkan.

Kalo kebanyakan blog menjelaskan supaya nulis dalam bentuk semi draft yang bisa di list, TL jadi bertanya-tanya kenapa kok bisa internet bisa ngaruh dan memaksa siapapun yang mau survive dalam dunia blogging untuk mengikuti hal serupa. Kenapa ketika berkaitan dengan internet, orang-orang  maunya cepet-cepet aja? Why?

Jangan salah sangka, TL pun juga mengalami hal yang sama lho. Kalo jaringan lelet misalnya, rasanya gak enak. Ada yang kurang, bahkan protes di hati pun sering terlontar jika jaringan internet lagi down. Padahal dulu pas jaman kuliah, internet yang kecepatannya separuh dari kecepatan yang ada sekarang, TL merasa baik-baik saja. Tapi kini? Belum tentu.

Atau bisa begini, ini pikiran negatif lho ya : karena dunia ngeblog itu dunia karang-mengarang (authoring), banyakan hanya menyampaikan "singkat-singkat saja". Kalo mau lengkap ya  beli bukunya dong....Hmm...Ada benarnya juga.


Atau yang lebih parah, apa karena emang kecepatan itu berbanding dengan kemalasan untuk menikmati karya sastra. Kemungkina kecepatan yang berujung pada pemaksaan untuk menuliskan secara padat itu dipicu dengan banyaknya informasi sejenis yang menunggu untuk dinikmati oleh pengguna internet.

Dalam bahasa ekonominya, artikel dan bahasannya sudah oversold. Sudah banyak yang juga menyediakan informasi serupa. Sehingga kalo kelamaan dan gak muncul-muncul "ide utama" yang mau disampaikan, tinggal klik lainnya aja.

So, tampaknya alasan utama kenapa kudu di list, Anda mungkin paham sekarang kenapa kok kudu demikian.

Untuk makin memaksimalkan tulisan dalam sebuah blog, plus juga menghemat tenaga Anda supaya ndak diacuhkan oleh pembaca, hal-hal dibawah ini adalah cara untuk mensiasati agar pembaca rela mantengin agak lama karangan yang sudah Anda buat. Nah, kalo sudah mantengin, lalu turut ke hati dan jadinya makin ngangenin. Heuheuheu...

1. Bisa di scan, bisa di scan, bisa di scan. Anda ndak salah baca. Kalimat ; bisa di scan emang TL tulisa tiga kali. Untuk apa? Apalagi kalo bukan mengingatkan siapapun agar menulisnya dalam bentuk scan-scan-nan. Penyakit utama dalam dunia maya yang telah TL jelaskan di atas, mau gak mau kudu disesuaikan agar mampu memenangi persaingan konten paling menarik. If not, then just ready to die...alone...heuheuheu.



2. Kenali kepada siapa Anda menulis. Ingatlah bahwa Anda tidak akan bisa memuaskan semua orang. Kenali target pasar Anda. Baca apa yang mereka baca, lakukan riset pasar kecil-kecilan. Kenali sebaik-baiknya target pasar Anda sebelum Anda menuliskan satu katapun.


3. Membangun kedekatan dengan pembaca lewat sapaan dan kata pengganti Anda, Kamu (Jikat target pasar Anda remaja). Kata-kata itu membuat pembaca Anda berada di depan pengapian sambil menikmati teh di saat musim salju --emang ada salju di Indonesia?--. Baiknya juga menghindari kata-kata yang dirasa kurang pas seperti : kalian, para pembaca, dan kata-kata jamak lainnya.


4. Headline atau judul, adalah elemen paling penting dalam blogging. Sebuah riset menyatakan bahwa 80% orang hanya membaca headline saja. Luangkan waktu lebih banyak hanya untuk membuat judul yang menarik pembaca.


5. Membuat tulisan lompat-lompat macam kelinci kepanasan adalah baik. Jarang sekali pembaca blog "setia" menunggu setiap kata hingga tamat. Rata-rata adalah "kutu loncat" yang berpindah dari satu paragraf ke paragraf lainnya. Untuk mengakomodasi hal tersebut, maka penyesuaian dalam tulisan sangatlah penting. Buatlah paragraf-paragraf kecil. Pertegas inti isi dari tulisan Anda dengan point-point jika perlu.