Haji dan Umroh
adalah ibadah yang memiliki unsur journey yang sesungguhnya. Bepergian dari
satu kota ke kota lainnya. Jauh dari rumah dan hidup sebulan (atau beberapa
hari jika umroh) di negeri orang. Tentu pengalaman ibadah plus berwisata ini
terjadi saat agama Islam berkembang di belahan bumi non Arab. Mungkin bagi
orang Arab sendiri, yang nota bene adalah negeri dimana Islam muncul pertama
kali, berhaji ini mirip dengan “ziarah” wali songo. Mohon maaf kalo ane berkata
demikian, tapi dipandang dari kacamata geografis, antara makkah dan madinah
berjarak sekitar 490 km, itu mungkin hampir sama jarak antara Surabaya-Cirebon.
Memandang
haji/umroh dari sisi plesir saja tidak bisa dibenarkan. Sifat ibadah tetap
harus melekat di dalamnya. Plesir itu muncul karena memang jarak yang jauh dan
membutuhkan biaya. Ada biaya tiket pesawat disitu, penginapan, jasa bimbinga
saat tiba di tanah suci, belum lagi visa, paspor, dkk. Akhirnya jadilah
bepergian dari Indonesia menuju tanah suci menjadi berbiaya lebih besar dari
jenis ibadah lainnya.
Bagi pelaku “bisnis”
biro haji dan umroh, melihat pangsa pasar Indonesia yang nota bene berpenduduk
muslim terbesar didunia, boleh saja ngiler. Mengingat potensi ekonomi yang bisa
dihimpun sangatlah besar. Tapi ini bukan hanya urusan bisnis semata, ada
tanggung jawab moral untuk membimbing jamaah agar tahu bagaimana tata cara dan
perilaku yang ditampakkan saat sudah di tanah suci sana.
Jamaah haji dan umroh itu sering dijuluki tamu Alloh. Luar biasa. Jika ibarat Arab itu rumah Alloh, Indonesia ini mungkin adalah halaman depannya ya…:) Biro haji yang menjadi pengurus para tamu tersebut, tidak bisa menafikan bahwa urusan bisnis hanyalah jadi salah satu faktor saja. Ada faktor lain bernama ibadah, yakni bagaimana bisa beramal untuk mengantarkan orang memenuhi panggilan Alloh secara sempurna agar ketika pulang nanti ibadahnya mambrur dan makbul.
Urusan makbul
dan mabrur memang sangat subyektif. Itu tergantung dari masing-masing individu.
Biro haji dan umroh yang baik, tentunya memberi fasilitas agar jamaahnya bisa
dekat dengan jalan mabrur tersebut. Seperti intensifikasi pelatihan, praktek
manasik haji, mengajarkan fiqih seputar haji, dan memberi tips-tips ketika
sudah tiba di tanah suci.
Nah kawan, di
bawah ini ane barusan browsing bahwa banyak kelakuan-kelakuan absurd saat orang
Indonesia beribadah di tanah suci Makkah sana. Beberapa diantaranya juga
menarik, unik, dan mungkin ganjal jika disimak. Tanpa babibu..inilah beberapa kelakuan jamaah kita yang lucu-lucu.
Cekidot.
1.
Masih
sibuk ngurusin pertandingan bola. Seorang
jamaah muda, berteriak dengan kencang.
“Chelsea menang 4:3,” ujarnya pada kerabatnya di bangku belakang saat tiba
di Bandara King Abdul Aziz. Rupanya
dia baru membuka sebuah situs online yang memberitakan trofi liga Champion
dalam drama adu penalty.
2.
Nada
dering goyang dompret saat thawaf. Pernah di sebuah media nasional, jamaah
haji di seluruh dunia dikejutkan dengan nada dering dari handphone seorang
jamaah asal Indonesia yang kala itu sedang thawaf. Bukan apa-apa, kala itu,
nada deringnya berbunyi keras dengan nada lagu “goyang dompret” di dekat Ka’bah.
3.
Jilbaboob
menor. Alkisah ada mahasiswa Ummul Qura yang nyambi menjadi pembimbing haji
saat musim haji tiba. Dia kebetulan punya “nyonya didik” (gantinya murid/anak
didik) seorang wanita yang kebetulan adalah istri pejabat. Dandanannya menor
bro, dari hotel sudah mengenakan pakaian you can see dan memperlihatkan
lekuk-lekuk tubuh. By the way, ini namanya wrong dress in the wrong place.
4.
Gaya
ramah menggoda saat menawar barang. Nah, ada juga pembimbing haji yang
sering diperolok orang arab karena adanya wanita Indonesia yang dinilai
gampangan. Ada oknum cewek dengan gaya menggoda saat menawar barang-barang di took
atau di jalan sepulang dari Masjid Nabawi atau Masjidil Haram. Yah, namanya
oknum, jangan sampek digeneralisir ya. Atau kalo emang kegatelan ya pilih-pilih
tempat dong, masak kegatelan di tanah suci? Plis deh…
Melihat kegiatan
absurd seperti itu, maka menjadi kewjiban KBIH untuk berusaha sekuat tenaga
menerangkan tata cara dan perilaku dalam ibadah haji. Ibadah haji/umroh adalah
ibadah + pariwisata yang harus ditimang-timang agar tidak berat sebelah.
Makanya sob,
kalo mau berangkat, pastikan bahwa Anda memilih biro haji yang tidak hanya
mementingkan urusan bisnis, tapi juga kesediaan untuk melayani. Supaya lebih
enak, coba simak tulisan ane disini
yang ngupas kudu gimana sebenarnya biro haji dan umroh itu.
Satu poin yang
penting adalah KBIH-umroh juga bertanggung jawab atau paling tidak berperan
serta dalam tidaknya ibadah jamaah. Sejak sebelum berangkat, sampai pada
perjalanan pertama hingga akhir, jamaah harus terus mendapatkan bimbingan.
Oke, itu aja
ulasan ane kali ini. Ketemu di bahasan haji lainnya. Cio…