Jumat, 29 Agustus 2014

Menulis Sambil Berbisnis

Ane mendefenisikan pekerjaan ane dalam dua hal : menulis blog dan memproduksi barang. Emang jurnalistik bukanlah pekerjaan ane, tapi sejak dulu di pesantren, ane ikutan mading pondok yang ane dalemin selama 8 tahun. Disitu ane jadi wartawan gadungan yang coba-coba melatih mental dengan mewawancari orang lain lalu menulis bereita darinya. Beriita hasil ketikan kita saat itu diprint, dan ditempelkan dalam mading yang terletak di jantung pondok kami tercinta.


Dari situlah ane bisa mengetik di keybaord dengan kecepatan yang sempurna. Kalo ada orang mau tes-tesan nulis di keyboard, bolehlah saya ikutan lomba dengan dia, siapa yang paling cepat untuk mengetik selembar. Dan kebiasaan ini pulalah yagn menjerumuskan ane untuk mengetaik langsung dan menulis apa saja ; dari buku harian, blog, blog teman, dkk. Dunia menulis menjadi kebiasaan harian sejak saat itu.


Hingga detik ini, menulis pun menjadi bagian hidup saya. Saya emang bukan seorang penulis. Kalo Anda baca tulisan-tulisan saya, lebih banyak tulisan-tulisan yang bergaya standar. Sastranya tidak ada karena eman daya pikri saya untuk menciptakaan kata-kata baru tidak melekat sama sekali. Ane lebih suka menulis dengan gaya apa adanya. Macam orang ngomong ngalor-ngidul, ya semacam itu. 


Jadilah ane menawarkan diri untuk membatu publikasi teman-teman sekitar. Misalkan saat ini ada tiga teman yang saya tawarkan untuk membesarkan blog mereka. Saya dengan senang hati akan menulis rutin di tiga blog itu agar usaha mereka bisa dikenal dan akhirnya berkembang. Masalah nanti berkembang atau tidak, saya pun tidak tahu, yang saya tahu adalah : saya menulis di blog mereka.


Emang kenyataannya saya sekarang bekerja sebagai sales mesin hidraulik. Itupun atas bantuan teman yang kebetulan kenal dengan yang punya perusahaan. Saya mengiyakan tawaran itu, karena kebutuhan bulanan menuntut untuk mencari uang. Jadilah saya bergaji 2,5 jt perbulan. Sudah satu setengah bulan saya kerja disini, gaji peretama saya terima dengan senang hati. Saya buat bayar vespa 500 ribu dan sisanya amblas untuk memperbaiki vespa. 


Saya memang penggemar vespa, dan ini adalah vespa pertama yang saya beli dengan cicilan. Vespa PX 150 tahun 1979 milik kakak teman yang memasukkan saya di perusahaan swasta ini.


Awalnya saya coba cicil itu barang selama lima bulan, tapi entah karena satu dua sebab, yang punya sepeda minta dicash-i bulan ini. Saya yang kadung cinta sasma vespa itu dan sudah mengeluarkan gaji pertama untuk merombaknya, harus degnan sumeleh merelakan gaji kedua nanti untuk membayar sisa uang vespa tersebut.


Tapi tak mengapa,,,toh juga vespa sudah di tangan. Kalo lain hari ndak ada duit, ya gimana lagi, kudu ane jual. Tapi bukan vespa itu fokus saya. Vespa ini adalah hobi, dan yup, benar hobi, saya pun kudu membatasi disitu. 


Pikiran saya adalah bagaimana saya bisa memnulis dan berbisnis dalam satu waktu? Saya suka sekali dengan bisnis, sudah banyak bisnis yang saya lakukan dan semuanya gagal. Kini, saya sudah tekad bulat untuk merambah satu jenis usaha ; makanan ternak. Dan why not? Sumberdaya ada, tenaga ada, kemampuan ada, tinggal ekskusi saja.


Pikiran saya pun gak muluk-muluk. Gak mikirin pemsaran dahulu. Yang teprenting sekarang adalah : bagaimana produk atas nama pribadi saya itu bisa jadi. TItik!


Produk ini wajib. Wajib 'Ain kalo hukum fiqihnya. Ndak ada toleransi kalo ndak bisa terwujud. Niatan menjadi pengusaha sekelas Bob Sadino, Sandiaga Uno, Jaya Setiabudi, dkk sudah ada di ubun-ubun. (Kok terlalu melip sihi..astagfirulloh) interupsi-interupsi. Mereka adalah panutan asya dan biarkan saya mengikuti jejak mereka, untung-untung kalo ditakdirkan seperti mereka. Hehehehehe....


Saya jalani apa adanya aja deh...Target pertama: Produk hasil karya ane jadi. Itulah target pertama  yang kudu ane laksanakan dalam 2 bulan.


Lebih dari itu? Ndak tahu....Tapi saya punya bayangan seperti ini :


-Menulis blog dan mengupdatenya dengan cerita perjalanan membangun bisnis ane dari awal.


-Menulis apa saja  yang berkaitan dengan dunia yang ane tekuni.


Indah sekali. Saya dapat dua hobi sekaligus : berbisnis dan menulis. Bisa saya rangkum jadi satu. Ah, memang inilah yang saya pengeni. Inilah yang saya pengen nikmati.


Cukup samapi disini dulu, nanti diupdate lagi. Thanks