Rabu, 27 Agustus 2014

Baru Kali Ini Makan Rasanya : Senang + Sedih + Lucu

Kemaren malam, ane menyediakan waktu buat berkunjung ke daerah deltasari. Tujuan ane kesana patent banget : jadi hamba perut untuk memuaskan nafsu lapar. Temen ane yang dulu pernah sekolah bareng dan sam-sama hobi main bola lagi buka rumah makan bertajuk : Bebek-Ayam Cahyo. Hmmm…bebek? Makanan yang satu ini sudah sangat umum di kawasan Surabaya. Kenapa kok ane katakan begitu? Simple aja : banyak warung serupa yang juga buka. Hal, ini menunjukkan kalo peminat bebek di Surabaya tergolong tinggi.

Oke, makanlah kita disana. Cuap-cuap sana sini. Dan kawan, restorannya tergolong bagus. Ruangannya bersih, pake AC, di kawasan yang rame, parker nyaman meskipun berbayar, pokoknya enak. Pas ane berkunjung, ternyata banyak juga pelanggannya.


Lanjut ke menu, ane sendiri pesen bebek bakar. Kalo bebek goreng khan dah mainstgrem.Untuk minuman ane pesen Lokalan aja : es sinom. Nah, bagaimana rasanya? Tergolong enak. Kalo bicara bebek, referensi ane hanya –sekali lagi ini subyektif lho ya—ada tiga tempat yang rekomended : Bebek Sinjay yang super duper mashyur itu, Bebek Tugu Pahlawan, dan bebek cahyo ini. Masalah yang khas dari cahyo adalah : kebersihan tempatnya. Rasa sih gak kalah kok ketimbang dua tempat yang ane sebut sebelumnya. Cuman satu hal yang kurang dari Bebek Cahyo ; nasinya masih nasi magic jar kayaknya, tidak memakai nasi liwet yang emang biasanya lebih enak jika dicombine sama bebek.

Sejurus kemudian, temen ane lainnya kontak, dia lagi posisi di daerah Juanda. Ane persilahkan dia untuk merapat juga ke restoran Bebek Cahyo. Ya itung-itung silataruhami sama temu kangen :)  (Sebenarnya gak silaturahmi-silaturahmi amat sih,,lha gimana, wong hampir tiap minggu ketemu) Dia ngajak temennya dari Malang yang juga kebetulan berkunjung ke Surabaya untuk nagih hutang.

Namun tiba-tiba kita jadi nyesek. Lho kok? Apa bebeknya jadi gak enak? Apa kedatangan kawan itu jadi bikin ene mau muntah? Ada apa? Usut punya usut kita sih punya rasa random. Antara senang + Sedih + Lucu.

Senang karena bebeknya rasanya istimewah…Perutpun kenyang.
Sedih karena denger bahwa anak dari Malang tadi menginvestasikan 21 juta di MMM
Lucu karena zaman sekarnag masih banyak saja model MLM yang berjamur dengan berbagai macam trik dan tipu dayanya. Lucunya lagi ; anak Malang yang terpelajar tadi benar-benar malang, lha gimana enggak, wong jelas-jelas MLM itu bohong bin kaspo masih saja diikuti. Ane setuju banget kalo MLM dikasih label kayak dulu Rosul ngasih label penipu ke Musailamah : kira-kira kalo MLM di kasih embel-embel jadinya : MLM Al-Kazzab.

Bagi dia, rasa apapun jadi gak enak. Makan gak enak, makanan yang sebenarnya enak pun jadi gak neak Beol juga gak nikmat. Ngeseks mungkin juga hambar. Pikirannya melayang dalam kegelisahan menanti hasil akhir MMM. Kita hanya menganjurkan supaya dia bersabar, toh ini juga karena kebodohan dia semata ikutan investasi tanpa paham apa bentuk investasinya. Ya, itung-itung rugi lah bro….cuman ongkosnya tadi 21 juta rupiah.

Bagi ane, ngelihat temennya temen yang masuk jurang nista MLM itu makin meneguhkan hati bahwa tidak ada jalan pintas. Tidak ada cara bim salabim buat cepet kaya. Kalo pun ada, itu pun tersedia dengan resiko yang sepadan pula. Lumrah : cepat resiko besar, lambat resiko kecil.

Oke, itu dulu kisah ane…Nanti kapan-kapan disambung lagi.